MAKALAH
“BERITA DAN TEKNIK DASAR PENULISAN
BERITA”
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Jurnalistik
Dosen
Pengampu: Ridwan
Mubarak, S.Sos., M.Ag
Oleh
NINING NUR AMANAH
1164020126
JURUSAN
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua . Dan
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penyusun dapat menyelesaikan makalah Pengantar
Ilmu Jurnalistik yang Insya Allah tepat
pada waktunya.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Jurnalistik yaitu Bapak Ridwan Mubarak, S.Sos., M.Ag Kepada teman
mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi dalam
pengembangan pemikiran melalui penyusunan
materi dalam makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang kami
temukan. Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak terdapat banyak
kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penyususn pada
khususnya dan untuk semua kalangan pada umumnya .
Bandung
, 10 November 2018
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................................. 1
B.
Rumusan masalah............................................................................................................. 2
C. Manfaat masalah.............................................................................................................. 2
D.
Tujuan Pembelajaran........................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berita............................................................................................................. 3
B. Nilai Berita....................................................................................................................... 4
C.
bagian Berita..................................................................................................................... 5
D.
Jenis Berita........................................................................................................................ 10
E.
Contoh Berita.................................................................................................................... 19
F. Dasar Penulisan Berita...................................................................................................... 20
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Jurnalistik dan pers sangat erat
kaitannya. Pengertian dari pers sendiri adalah dari kata pers yang artinya adalah media. Karena itulah pers digunakan
sebagai alat, sarana, atau wadah untuk menyiarkan produk-produk jurnalistik.
Jurnalistik adalah merupakan suatu
aktivitas dalam menghasilkan berita, maupun opini. Mulai dari perencanaan,
peliputan dan penulisan yang hasilnya disiarkan pada publik atau khalayak
pembaca melalui media/pers. Dengan kata lain jurnalistik merupakan proses aktif
untuk melahirkan berita. Hasil dari proses jurnalistik yang kemudian menjadi
teks yang dimuat di media, berupa berita maupun opini.
Berita
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan di zaman sekarang ini. Hampir
setiap hari kita mendapatkan berita-berita dari berbagai media massa, mulai
dari surat kabar, radio, televisi sampai internet. Dan untuk menghasilkan teks yang
baik dalam bentuk berita, ada beberapa cara atau teknik yang harus diketahui,
agar dalam penyusunannya menjadi lebih teratur sehingga ketika berita yang akan
dimuat di media dapat lebih mudah diterima oleh publik.
Dalam makalah ini akan membahas apa itu
berita dan apa saja yang ada dalam berita, cara pengolah berita berdasarkan
teknik yang telah ada, seperti 5W/1H dan berdasarkan fakta yang ada, serta
nilai berita atau News Value. Berita
juga memiliki anatomi layaknya tubuh kita. Yang biasa disebut piramida
terbalik. Struktur atau anatomi berita ini juga sangat penting dalam proses
pembentukan berita. Karena dalam anatomi berita ini, kita mempelajari susunan
berita itu terdiri dari apa saja.
Oleh karena
itu, materi tentang pengertian, macam-macam berita , teknik penulisan bahkan
cara pengelolahan perlu dibahas agar kita sebagai penikmat berita dapat
mengolah berita dan menganalisis berita yang kita dapat dengan baik. Sehingga
kita dapat mengetahui jenis berita apa saja yang telah kita terima. Selengkapnya akan dibahas dalam
bagian pembahasan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah adalah
kumpulan beberapa pokok bahasan dalam sebuah makalah, maka dari itu berikut ini
adalah beberapa masalah yang akan dibahas.
1.
Pengertian Berita
2.
Macam-macam Berita
3.
Teknik penulisan Berita
C. MANFAAT
Adapun
manfaat dari makalah ini yaitu
1.
Pembaca dapat mengetahui pengertian dari berita
2.
Pembaca dapat mengetahui macam-macam
berita
3.
Pembaca dapat mengelompokkan berita
berita yang ada sesuai jenisnya
4. Pembaca dapat mengetahui teknik penulisan
berita
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu
:
1.
Untuk mengetahui apa itu berita
2.
Untuk mengetahui macam-macam berita
3.
Untuk mengetahui cara penulisan
berita / teknik penulisan berita
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Berita
Berita
ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik
bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Sebuah contoh klasik,
“seekor anjing menggigit manusia, itu biasa, tetapi manusia menggigit seekor
anjing itu, itu baru berita.
Walaupun
contoh di atas terkesan mengada ada namun makna penting dari contoh di atas
ialah suatu fakta yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang sudah lumrah terjadi
kurang menarik perhatian orang pembaca, penonton atau pendengar.
Ada
pula sebuah pernyataan sederhana yaitu, sebuah berita sudah pasti sebuah
informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena
informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu memiliki
unsur-unsur yang mempunyai ‘Nilai Berita’ atau nilai jurnalistik dan
disebarluaskan kepada khalayak.
Sesungguhnya berita adalah hasil
rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan.
Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih
merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari
realitas itu sendiri.
W.J.S. Purwadarminta berpendapat
bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru. Berita juga dapat didefinisikan
sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna, yang
berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh
mereka (Helena, 2007: 25).
Sementara itu menurut Masri (2008: 58), berita adalah:
1.
Suatu peristiwa atau kejadian yang tidak lazim (luar biasa)
2.
Peristiwa yang biasa, namun dilakukan atau dialami orang yang tidak biasa
3.
Suatu peristiwa yang tampak paradoksal (bertentangan)
4. Hal
biasa, namun tidak mencelikkan mata banyak orang
5.
Sesuatu yang penting
6.
Sesuatu yang genting
7.
Sesuatu yang menyentak
8.
sesuatu yang menyenangkan
9.
sesuatu yang membahayakan
10. sesuatu tragedi yang
menyentuh rasa kemanusiaan
11. dan lain-lain yang
dianggap perlu diketahui, yang menarik, dan berkaitan dengan kepentingan
pembaca.
Jadi dapat dikatakan bahwa tidak
semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita.
Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita, yang disebut berita adalah laporan
tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak akan
pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
Dari beberapa definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada
beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut, yakni:
1.
Laporan
2.
Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting
3.
Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)
B.
Nilai Berita
(Ukuran Layak Berita)
Setiap
berita yang ada di hapadan seorang wartawan mempunyai kadar layak berita yang
berbeda, tergantung seberapa banyak dari syarat–syarat berikut ini yang bisa di
penuhi.
1. Arti
penting, yaitu kejadian yang mempunyai kemungkinan memengaruhi kehidupan orang
banyak.
2. Besarnya sesuatu
atau kuantitas, yaitu, kejadian yang menyangkut angka–angka yang berarti bagi
kehidupan orang banyak, atau kejadian yang dapat mempunyai akibat yang dapat di
jumlahkan bentuk angka yang menarik bagi pembaca.
3. Tepat waktu,
yaitu yaitu yang menyangkut hal -hal yang baru saja terjadi atau baru
saja di temukan.
4. Kedekatan,
yaitu kejadian dekat dengan pembaca, baik dekat secara geografis maupun dekat
secara emosional.
5. Ketenaran,
yaitu kejadian yang menyangkut tokoh atau hal – hal yang terkenal atau dikenal
oleh pembaca (public figure).
6. Segi
manusiawi (human inters), yaitu
kejadian yang menyentuh perasaan pembaca
(mengharukan), atau kejadian yang menyangkut orang biasa dan situasi
luar biasa, atau orang besar (terkenal) dalam situasi biasa.
7. Objektif: berdasarkan fakta, tidak
memihak.
8. Aktual: terbaru, belum “basi”.
9. Luar biasa: besar, aneh, janggal,
tidak umum.
10. Jarak: familiaritas, kedekatan
(geografis, kultural, psikologis).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dikatakana bahwa nilai suatu berita di tentukan oleh beberapa komponen, yaitu
minat (self interest), uang (money), seks, pertentangan, (conflict), minat insane (human interst), ketegangan (suspense), kemashuran (fame), Keindahan (beauty), umur (age), dan kejahatan (crime).
C.
Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya
yaitu:
1. Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
2. Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
3. Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
Teras berita atau lead berdasarkan penggunaan gaya
bahasa(stilistika), menurut Bond(1961,93).
·
The diggest lead
Teras berita yang mengutarakan semua
fakta terpenting secara ringkas dan sederhana.
Contoh : Mobil Inova putih bernomor
polisi B 1975 XX yang menabrak tiang listrik tersebut, dikemudikan oleh anak
dibawah umur anak pejabat di Provinsi Bangka Belitung.
·
The direct appeal lead
Teras berita yang langsung ditujukan
kepada pembaca/pendengar dengan menggunakan kata “Anda” dengan harapan dapat
membangkitkan minat mendalami berta selanjutnya.
Contohnya : “Saat anda sedang
tertidur pulas, hal itulah yang dialami satpam pasar pangkalpinang. Sehingga
beberapa toko dimasuki maling. Dapat anda bayangkan dalam satu malam kerugian
berkisar milyaran rupiah”.
·
The circumstantial lead :
Merupakan teras berita yang awali
kondisi lain yang berhubungan dengan berita tersebut.
Contoh : Pemilik toko Emas berteriak
histeris, mendapati pintu tokonya telah terbuka dan dagangannya ludes digondol
maling.
·
The Statement lead atau Quatation lead
Teras berita yang dimulai dengan
suatu pemberitahuan dengan menggunakan tanda kutip.
Contoh : Ketua KPU Bangka Mat zen
Mat Yasin mengatakan,” Tidak ada Calon istimewa dalam pemilihan Bupati –Wakil
Bupati, Semua sesuai peraturan dan undang-undang KPU”
·
The Descriptive Lead
Teras berita yang dimulai dengan
lukisan atau pandangan agar tampak lebih hidup.
Contoh : Keheningan malam mulai
dirasakan penduduk , semenjak polisi merazia kendaraan roda dua berkenalpot
Recing.
·
The Suspended Interested Lead
Teras berita yang memberikan cukup
informasi menarik dan dapat merangsang pembaca untuk menikmatinya, meskipun
penuturannya tidak berlebihan.
Contoh : Pekerjaan yang dilakukan
oleh Ipan mengumpulkan sampah pelastik dapat membawanya beserta keluarga
menunaikan ibadah haji, dapat dijadikan contoh pemuda lain bahwa pekerjaan
apapun jika tekun akan berhasil.
·
The Tabulated Lead
Teras berita yang dimaksudkan untuk
mengutarakan informasi dengan cara mentabulasikan (menyusun menurut lajur yang
telah tersedia)
Contoh : “Warga yang akan membuat
Kartu Tanda Penduduk (KTP) harus menyertakan” :
- Kartu Keluarga (KK)
- Pengantar dari RT/RW/kepala Lingkungan
- Pengantar dari Lurah
- Foto ukuran 2X3 dan 3X4 sebanyak 4 Lembar.
·
The Various “Stund” Lead :
Teras berita yang mengisahkan
simpulperistiwa yang diberitakan dengan gambaran lain yg lebih menakjubkan dan
aneh.
Contoh : Menyadari mangsanya lepas,
Polisi menggunting pencuri itu dari belakang lalu terjatuh, seperti pohon
tumbang.
Selain Teras
berita (lead) diatas terdapat pula beberapa jenis lead :
- Summary Lead atau Conclusion Lead (teras berita yang dipadatkan/dirapatkan) contoh : “Bupati Bangka, Yusroni yazid,SE mengisi hari liburnya dengan bermain musik dan memancing dilaut”.
- Statement Lead (Teras berita berupa pernyataan) contoh : “Kepala Sekolah SMK 1 Sungailiat, Drs Lukman menegaskan, Siapapun yang curang pada UAN akan diberikan sangsi”.
- Contrast Lead (teras berita yang berisi hal-hal yang kontras) contoh : “Bangka yang dikenal sebagai penghasil lada, tahun-tahun terakhir ini masyarakatnya merasa kesulit mendapatkan lada kering dengan harga murah”.
- Descriptive Lead (Teras Berita memaparan inti berita) contoh : “Tunggul pohon kelapa yang sudah lapuk dimakan rayap, kulitnya terkelupas semula akan digali dan dibuang, Siapa menyangka dibawah akar tua itu terdapat lubang berisikan barang-barang antik yang berumur ratusan tahun”.
- Punch lead. : teras berita langsung “memeukul”pembaca dengan sesuatu yang nyentrik. Contoh : “Seekor sapi menghamburkan jalan kota sungailiat. Sapi itu terlapas dari mobil pengangkutnya berlari di jalan raya dan membenturkan badannya kemobil yang sedang berhenti diperempatan lampu merah sudirman.”
- Freak lead : yaitu teras berita uraian membuat pembaca mempunyai bayangan yang sama sekali berbeda dengan objek yang dimaksud. Contoh :
Rajin pangkal pandai
Siapa rajin, badan terkulai
- Backgroun lead: yaitu teras berita yang menggambarkan kondisi yang melatarbelakangi suatu peristiwa. Contoh :
“Sejak minggu lalu desa air duren kecamatan pemali didatangi
warga dari berbagai daerah. Diantara mereka menyaksikan dari dekat sumur tua
yang menyimpan biji timah berpuluh tahun lalu. Ada juga sekedar
berbincang-bincang dengan kerabatnya yang berjump disama. Pihak Kepolisian,
perwakilan PT Timah, aparat desa dan warga pemilik lahan tampak sedang berbincang-bincang.Sumur
tua itu kini dipasang garis polisi agar tidak diambil lagi timahnya”.
- Question lead (Teras Berita Pertanyaan). Contoh : “Mengapa tidak ke lantai bawah lebih dulu? “Inilah konsep dasar rumah panggung. Di sini, kami melakukan kegiatan utama di lantai atas,” jawab Santo—panggilan akrab Adbulah Santoso. Konsep bertinggal seperti ini umurnya sudah tua sekali. Dulu, nenek moyang kita membuat struktur yang dinaikkan karena beberapa alasan—seperti menghindari binatang buas dan mencegah kelembaban (terutama pada lingkungan berair). Pada rumah panggung modern milik Santo, arsitek sekaligus pemilik rumah ini, Anda dapat menyaksikan bagaimana konsep rumah panggung tradisional diterjemahkan dalam bangunan modern.”
Teras
berita juga biasanya memiliki penyusunannya diawali dengan jenis kata atau kalimat
tertentu. Suhandang(2004) membaginya dalam beberapa jenis :
- Conjunction lead : dimulai menggunakan kata sambung “dengan”, “ketika,dsb
- Intuitive lead : dimulai menggunakan kata sambung, untuk,” Guna”, “Demi” dsb
- Condition lead : “apabila,”seandainya”, “kalau”, dsb
- Substantive lead teras yang dimulai dengan kata ganti
- Question lead : diawali dengan kata/kalimat tanya dan jawabannya
- Astonisher lead :dimulai dengan kjata/kalimat yang mengejutkan
- Name lead : diawali nama tokoh yang terlibat.
- Cartridge lead : diawali kata/kalimat yang menegangkan atau menggelisahkan.
4. Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
D. Jenis Berita
1. Dalam
jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
a.
Straight News (sering juga
disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung
unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight
news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak
mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas.
b.
Soft News (sering
disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan
serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu
birahi manusia), keanehan (oddity).
c.
Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan
pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang
menyentuh perasaan.
d.
Reportase,
yakni Jenis
laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber
tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
2. Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
a.
Berita yang sudah diduga akan
terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang
tampil dalam sebuah seminar.
b.
Berita tentang peristiwa yang
terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
c.
Berita tentang gabungan peristiwa
terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala
negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (Basuki 1983:5).
3. Jenis-jenis
berita yang dikenal di dunia jurnalistik
a.
Berita Lugas/berita langsung/hard news/stright news
Menurut Deddy (2005: 40) hard
news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat
baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya
tentang mulai diberlakukannya sesuatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja
menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu
harus segera diberitakan
Jadi, maksud dari hard news atau berita langsung adalah
berita yang penulisanya lugas, langsung, apa perlunya (straig news, hard news, atau spot news). Prinsip penulisanya adalah piramida terbalik. Mahksudnya, hal-hal
yang terpenting disajikan pada pokok berita ( lead ), sedangkan bagian
lainya pada bagian uraian (body)
dengan urutan makin lama makin kurang penting
Jenis berita yang terpusat pada
peristiwa normalnya berbentuk berita lugas (hard news/stright news).
Dalam jurnalisme laporan berita lugas mencoba untuk menyampaikan informasi
berupa peristiwa sebagaimana nampaknya. Seperti juga seorang yang menyampaikan
pesan kepada orang lain dengan bercerita, wartawan pun menyampaikan pesan dan
gagasannya kepada audience-nya dalam bentuk sebuah cerita yang mereka
sebut “news story”. Praktik jurnalisme yang menginformasikan (sesuatu
yang penting) dan jurnalisme yang menceritakan (sesuatu kisah yang menarik).
Jack Hart, dalam A Writer’s Coach,
mengatakan bahwa tujuan utama Anda adalah menyampaikan informasi, anda mungkin
akan menulis sebuah laporan. Sebuah laporan hanya mencatat penemuan-penemuan
penelitian seseorang. Laporan biasanya disusun menurut topik. Mereka memulai
dengan semacam pandangan umum (overview) yang kemudian dilanjutkan,
secara metodik, dengan topik A, topik B, dan seterusnya.
Pada awal laporan wartawan mulai
dengan pernyataan yang meringkas penemuan-penemuan meraka, yang dikenal sebagai
lead ringaksan – summary lead. Dari sini mereka langsung masuk
dalam paragaraf topik di bawahnya. Mereka kemudian menyusunnya dalam urutan
kepentingan yang makin menurun. Gaya ini disebut bottom line. Struktur
ini memudahkan bagi editor untuk memangkas dari dasar, sehingga bisa membuang
informasi yang tidak penting dahulu. Karena informasi yang paling penting
berada di atas dan menyempit ke bawah dimana terdapat informasi yang paling
tidak penting, maka wartawan menyebut bentuk laporan ini “piramida terbalik.”
Bentuk laporan ini sangat cocok
untuk diterapkan pada suatu peristiwa besar yang pecah, seperti pecah perang
antara dua negara, bom bunuh diri, gunung meletus, tsunami, pembunuhan, dan
sebagainya. Wartawan ingin secepatnya melaporkan ini kepada pembaca. Pada awal
laporan sudah terdapat sari atau inti (ringkasan) dari kejadian yang segera
dapat ditangkap oleh pembaca. Tinggal terserah kepada pembaca sejauh mana ia
ingin membaca elaborasi detail ke bawah. Dalam berita lugas ini tidak
diterapkan naratif, tidak ada gaya bercerita. Tujuan utamanya adalah untuk
menarik perhatian pembaca secepatnya pada berita tersebut.
Ada kalanya berita lugas ini berisi
kejadian-kejadian rutin seperti kegiatan pemerintah, politik, ekonomi,
pangadilan, dan lainnya, yang isinya tidak begitu menarik bagi pembaca. Berita
rutin yang disajikan setiap hari ini oleh pembaca sering disebut sebagai berita
yang membosankan – dull news.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Straight News merupakan berita langsung,
apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan
surat kabar berisi berita jenis ini.
Yang termasuk jenis berita Straight News adalah Hard News: yakni berita
yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat
penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special
event) yang terjadi secara tiba-tiba.
Contohnya: 1998-2007 Bersama PKS Melayani Bangsa
b. Berita
Ringan (soft news/berita halus)
Berita ringan adalah berita yang tidak
mengutamakan pentingnya kejadian atau hangatnya berita, tetapi segi
manusiawinya (human inters). Human
inters adalah kejadian yang adapat memberikan sentuhan perasaaan
bagi pembaca kejadian yang menyangkut orang biasa atau orang besar dalam
situasi biasa. Penulisannya menggunakan susunan piramida tegak dan biasanya kronologis.
Menurut Deddy (2005: 4), soft
news (berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat aktualitas namun memiliki
daya tarik bagi pembaca atau pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali
menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa
atau pembaca. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau
mungkin juga simpati, misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang,
anjing menggigit majikan, atau masyarakat kecil mendapat lotre milyaran rupiah
Berbeda dengan berita yang terpusat
pada peristiwa, jenis berita yang berdasarakan pada proses lazimnya berbentuk
berita halus atau soft news. Soft news sendiri adalah
pengembangan dari hard news. Berita-berita rutin yang bila dilihat
sepintas tidak menarik terkadang ada yang penting, atau setidaknya bisa
dikembangkan menjadi cerita yang menarik. Hal ini tergantung dari ketajaman
atau penciuman berita seorang wartawan atau editor. Misalnya penandatangan
perjanjian perdagangan antara dua negara. Kejadian formal yang berlangsung
beberapa menit ini mungkin tidak menarik. Tetapi bagi wartawan yang kreatif dan
skeptis ia bisa melihat hal menarik, misalnya dibelakang upacara formal
tersebut ada berbagai permasalahan yang terkait dengan hubungan perdagangan
antara kedua negara tersebut. Dia akan menggali hal-hal yang menarik yang bisa
disajikan lugas tetapi sudah diperhalus (soft news) dalam bentuk cerita.
Bila sebuah laporan (report)
disusun terutama untuk menyampaikan informasi, maka sebuah cerita (story)
disusun terutama untuk memproduksi pengalaman. Untuk alasan ini maka elemen
struktur dasarnya bukanlah topik, tetapi adegan (the scene). Anda akan
menemukan konstruksi paling murni pada naskah film yang secara eksplisit
menyusun tulisan dalam penggambaran action atau description of
action. Tujuan dari konstruksi berdasar adegan adalah untuk menarik pembaca
ke dalam cerita sehingga mereka bisa mengalami sendiri. Audience membaca
jalan cerita melalui serangkaian adegan untuk nilai hiburannya. Karena
prosesnya adalah melalui pengalaman (experience), maka bisa memiliki
dampak emosional yang sangat kuat pada pembacanya. Wartawan mengenal tulisan
semacam ini sebagai bentuk berita halus (soft news), yang menggunakan
teknik naratif untuk menghasilkan cerita yang dramatis.
Selain kedua bentuk dasar penulisan
di atas, banyak lahir bentuk hybrid dari para penulis yang imajinatif
yang mengeksplorasi pemutasian tanpa ada habisnya. Poin terpenting yaitu
penulis yang efektif akan berfikir dahulu tentang apa yang akan mereka tulis, dan
kemudian baru memilih bentuk yang paling cocok untuk tulisannya
itu.
Charnley memperjelas perbedaan
antara berita yang ditulis dengan cara matter – of – fact, secara
faktual saja dengan berita interpretatif. Ia menjelaskan jika berita
interpretatif ditulis dengan dibubuhi interpertasi di dalamnya seperti seorang
analisis, maka dalam reportase interpretatif seorang reporter tidak hanya
menghitung tetapi mencoba menjelaskan mengapa sesuatu itu terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Soft News nilai beritanya
di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
c.
Berita
Kisah (Feature)
Berita kisah menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan
dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan, dengan penyajian yang indah dan
menarik pembaca, serta mengembangkan unsur-unsur menarik pada alur kisah (plot)
sehingga tak jarang muncul sudut pandang penulisnya sendiri.
d.
Reportase
Jenis
laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber
tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca. Reportase diharapkan
mampu memberikan fakta, data, atau informasi selengkap-lengkapnya yang dicari
dan dapat melalui pengamat, wawancara, dan penelitian serta ditulis dengan gaya
penulisan yang luwes.
Gaya
penulisan reportase hampir sama dengan berita kisah. Hanya saja dalam
reportase, data sangat di tonjolkan, bahkan dengan pengungkapan latar belakang
masalah samapai ke pemikiran berikutnya. Tugas reporter yaitu melakukan tugas
reportase dan mengumpulkan bahan–bahan sesuai dengan perencana isi berita di
koran atau majalah (termasuk majalah dinding).
Salah satu contoh berita dalam jenis
ropertase yang menarik adalah berita eksklusif, artinya sesuai peristiwa yang
jarang terjadi. Jenis berita dapat juga dipilah–pilah berdasarkan segi
pembidangnya, yaitu berita politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan, atau dalam ragam berita daerah atau lokal, nasional, regional, dan
internasional.
4. Jenis-jenis berita yang serupa
dengan reportase adalah sebagai berikut.
a. Berita Interpretatif
Dalam berita
interpretatif seorang wartawan harus berfikir layakanya ilmuan yang akan
meneliti sebuah permasalahan. Wartawan harus memiliki kesimpulan atau
kecurigaan awal tentang sebuah peristiwa. Kita mesti skeptis terhadap sebuah
peristiwa. Peristiwa pasti terkait dengan sesuatu yang lebih besar dan penting.
Dari kecurigaan tersebut wartawan mengumpulkan informasi sebagai bahan
pembuktian. Informasi tersebut adalah hasil wawancara dengan narasumber,
data-data, maupun pengamatan indrawi si wartawan. Setelah itu, informasi yang
terhimpun disusun dalam sebuah berita.
Jika informasi yang tersusun sejalan
dengan kecurigaan wartawan maka berarti interpretasinya terbukti. Jika tidak terbukti
maka pembuktian wartawan tersebut bisa menerangkan dan memperjelas sebuah
permasalahan. Layaknya penelitian ilmiah, dalam berita interpretasi juga tidak
dikenal salah atau benar. Tugas wartawan hanya menyajikan infomasi, setelah itu
pembacalah yang berhak untuk menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya anda perhatikan
contoh berukut.
Berita
interpretatif menjelaskan fakta yang saling bertentangan. Sebagai
contoh semisal pemerintah berencana mengurangi subsidi bahan bakar dengan
menaikan harganya sebesar 20% bulan depan. Menurut nalar wajar tarif semua
angkutan yang menggunakan bahan bakar juga akan naik. Orang akan membatasi
kegiatannya bepergian yang tidak perlu. Apa pengaruhnya terhadap harga-harga
produk yang mesin produksinya menggunakan bahan bakar solar? Sudah tentu harga
barang-barang produksi pabrik juga akan mengalami kenaikan.
Tetapi bukti kenyataanya tidak
demikian. Perusahaan angkutan kota ditetapkan oleh para pemerintah daerah untuk
tidak menaikkan tarif. Alasannya, kenaikan harga bahan bakar ini tidak
menyebabkan perusahaan-perusahaan angkutan menderita kerugian dan karenanya
tidak ada alasan untuk menaikan jumlah setoran dari para pengemudi
kendaraannya. Demikian pula harga-harga produk buatan pabrik ternyata juga
tidak mengalami kenaikan. Bahkan, ada beberapa produk yang harganya turun.
Dihadapkan pada fakta-fakata yang
saling bertentangan ini, maka wartawan pun berada dalam posisi menulis sebuah
berita interpretatif yang memaparkan keadaan ini terhadap khalayak. Kenaikan
harga bahan bakar ternyata tidak berpengaruh terhadap barang-barang maupun
tarif angkutan. Mengapa kejadian itu seperti tidak diperkirakan?
Berdasarkan fakta-fakta yang
berhasil dihimpun, seorang wartawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang timbul di kepala setiap orang: Apa itu artinya reportase interpretatif
juga seringakali menjawab pertanyaan: Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Mungkin sang wartawan terus juga menulis untuk menunjukan betapa perbaikan
ekonomi dalam masyarakat tidak terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar minyak
tersebut.
Sebagain besar berita interpretatif
tampaknya memang seperti penjelasan saja. Berita-berita interpretatif
seakan-akan sederhana. Padahal, reporternya sudah menghabiskan waktu berjam-jam
untuk mempelajari dan menganalisis sebelum ia menuliskannya dalam bentuk akhir.
Sang reporter membuat dua rancangan berita, konsep awal, dan revisi-revisinya
ditulis kembali untuk membuat interpretasinya itu mudah dimengerti.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Interpretative News adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penelitian penulisnya/reporter.
Contohnya: “Pilgub Jabar 2018 : Eggi Suldjana ingin maju lewat Jalur
Independen"
b. Berita Investigasi (Indept News)
Investigative
reporting atau Investigasi News merupakan
kegiatan peliputan untuk mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta
adanya pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, atau kejhatan yang merugikan
kepentingan umum dan masyarakat.
“Investigative
reporting adalah pekerjaan membuka pintu dan mulut yang tertutup rapat,”
kata ahli komunikasi William Rivers.
Investigative
reporting atau berita investigasi bertujuan mulia, yaitu memenuhi hak masyarakat
untuk mengetahui (people right to know)
dari apa yang dirahasiakan oleh pihak-pihak lain yang merugikan kepentingan
umum.
Wartawan investigasi dituntut agar mampu melihat celah
pelanggaran, menelusurinya dengan energi reportase yang besar, membuat
hipotesis, menganalisis, dan pada akhirnya menuliskan laporannya. Jurnalisme
investigasi ada ketika terjadi penyimpangan dalam suatu tatanan masyarakat.
Pers punya peranan sangat penting untuk dapat menginformasikan peristiwa yang
menyimpang itu. Tidak berhenti sampai titik ini, pers juga bisa melangkah jauh
mengusut kesalahan, menemukan kebenaran, dan mengadakan perubahan.
c. Depth News (Berita
Mendalam)
Depth news disebut berita mendalam
karena laporan yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat,
baik dari segi fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum.
Disebut berita mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan
perencanaan, persiapan matang, dan analisa yang mendalam. Ada beberapa karakter
depth news, yaitu:
·
Unsur berita yang ditekankan adalah why (mengapa peristiwa
terjadi) dan how ( bagaimana peristiwa itu terjadi. Terkadang so what? (apa
yang akan terjadi kemudian) dipakai untuk mendekatkan berita pada kebenaran
prediksi lebih lanjut dari suatu peristiwa yang tengah terjadi.
·
Deskripsi berita analitis dan mengungkapkan banyak fakta
penting sebagai pendukung.
·
Struktur berita yang
digunakan adalah balok tegak. Karenanya, di setiap bagian berita (dari kepala
berita, tubuh berita, hingga kaki berita) mengandung inti peristiwa. Sehingga,
membaca sebagian paragraf saja tidak dapat memahami atau mendapatkan informasi
secara utuh. Karenanya, seluruh bagian berita depth news merupakan satu
kesatuan utuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa depth news adalah pelaporan
jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu
peristiwa fenomenal atau aktual.
5. Jenis-jenis berita lainnya:
a. Opinion news, yaitu berita tentang pendapat seseorang terhadap peristiwa yang sedang terjadi,
biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu
hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Contoh berita Opinion news: Anies digugat kasus Istilah Pribumi
b. Process – Centered News yaitu berita ini merupakan jenis
berita yang berdasarkan pada proses (process – centered news) yang
disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang
dihubungkan dalam konteks yang luas dan melampaui waktu. Berita semacam ini
muncul di halaman opini berupa editorial, artikel, dan surat pembaca. Sedang di
halaman lain berupa komentar, laporan khusus, atau tulisan feature
lainnya seperti banyak dimuat di koran minggu. Meski, kali ini kita fokuskan
terlebih dahulu pada pembahasan laporan khusus yang berbentuk interpretatif.
Editor kerap menugaskan wartawan untuk membedah suatu
masalah dan menyajikannya dengan penjelasan-penjelasan yang berada di bawah
permukaan – beneath-the surface – peristiwa itu sendiri. Dalam liputan
yang berdasarkan proses ini, diharapkan wartawan tidak jatuh ke dalam jebakan
peristiwa – event trap. Ia tidak menunggu sampai peristiwa itu “pecah”.
Konsep tersebutlah yang mendasari process – centered news. Tidak jauh
berbeda dari jenis-jenis berita di atas, Masduki (2004: 16) menyatakan bahwa
ada dua jenis berita, yaitu:
1.
Berita Tulis
Berita tulis adalah berita radio
yang telah di tulis ulang dan melalui proses penyuntingan dari sumber aslinya,
baik berupa hasil reportase maupun kutipan dari media massa lain sebelum
diudarakan oleh penyiar. Bentuk berita ini sering disebut dengan ad Libs (ad Libitum) sebab penyampain laporan itu menghendaki adanya
penuturan secara bebas, spontan, improvisasi tinggi tanpa mengurangi substansi
informasi yang disampaikan. Beberapa istilah lain untuk berita tulis yaitu:
·
Spot news, berita pendek yang memberikan
informasi kejadian secara cepat.
·
Spot press atau news break, yang disajikan setiap jam bahkan
15 menit.
Kedua jenis berita di atas lebih dikenal dalam jurnalisme
televisi.
2.
Berita Sisipan
Berita sisipan yaitu berita yang menyertakan sisipan
pernyataan asli narasumber (actuality
voice) di sela-sela teks yang disampaikan penyair atau reporter.
E.
Contoh-contoh berita
1. stright
news/ berita langsung
EVAKUASI
TERHAMBAT MEDAN
BANDUNG,
KOMPAS – Evakuasi korban tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa
Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terhambat medan
berat berupa jalan menanjak berliku-liku dan berbatu.
Pukul
16.00, Rabu (24/2), evakuasi terpaksa dihentikan karena khawatir longsor
susulan akan terjadi setelah hujan deras kembali mengguyur kawasan perkebunan
tersebut.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Berita
Ringan (soft news/berita halus)
Bello Maasaba, pria asal Nigeria,
menjadikan menikah sebagai pekerjaan tetapnya. Pria berusio 87 tahun itu
memiliki 107 istri. Hampir setiap tahun, pria tersebut melangsungkan
pernikahan. Dari 107 istrinya itu, dia mendapatkon 185 anak. Motivasi Bello menikah
dengan banyak perempuan itu bukan dilandasi hasrat seksual atau menambah
keturunan, tapi dari tuhan.peria yang bekerja sebagai tabib di negeria itu
mengaku bahwa setiap ia akan menikah, sebelumnya mendapat semacam wahyu dari
tuhan. (“tunggu dulu’. Pikiran rakyat 2011).
3.
Berita Feature
SI MATA BIRU
Oleh : Herman RN
“Jika jalan-jalan ke
Aceh Barat, jangan lupa singgah sejenak di Lamno Jaya. Di sana dapat kita lihat
dara Portugis, si dara Barat yang biru mata.”Kurang lebih seperti itu
terjemahan sebait lagu Sabirin Lamno yang diberinya judul Dara Portugis.
Lagu itu dikumpulkan dalam sebuah kaset yang diluncurkan oleh Kasgarecord. Oleh
karena lagu itu pula, keberadaan dara Portugis di Lamno, Aceh Jaya (dulu masih
bergabung dengan Aceh Besar) menjadi makin populer, baik di masyarakat Aceh
maupun Indonesia. Bahkan, orang asing yang datang pascatsunami ke Aceh juga
bertanya tentang keberadaan keturunan Eropa itu di Aceh Jaya. Apalagi, setelah
mengetahui Aceh Jaya adalah daerah terparah kena imbas ie beuna atau
tsunami……..
4. Berita Reportase: Berita Ekonomi
Pasar Tradisional Vs. Pasar Modern
Liputan.com,
Jakarta: seratusan pedagang pasar tradisional Ciledug berunjuk rasa manolak
keberadaan carrefour di kawasan pasar
tradisional Ciledug, Kabupaten Tangerang, Banten.
Alasannya, keberadaan carrefour
akan mematikan omset mereka. Para pedagang menuding pemerintah daerah
setempat telah mengkhianati padagang tradisional dengan menerbitkan surat izin
pengoperasian Carrefour Ciledug.
Menurut para pedagang, jarak pasar tradisional dengan Carrefour kurang dari 20 m sehingga mengancam omset pedagang. Unjuk
rasa ratusan pedagang tradisional pasar Ciledug ini mendapat pengamanan ketat
dari aparat kepolisian dan Satuan Keamanan Central Bisnis Dagang Ciledug.
Akibat aksi ini lalu lintas di Jalan Hos Cokroaminato Ciledug sempat macet
total (Jum/Tim Liputan 6 SCTV).
F. Dasar Penulisan Berita
1.
Rumus 5W + 1H
Dalam membuat sebuah berita ada
unsur-unsur yang perlu di parhatikan yaitu 5W + 1H.Tujuannya, agar berita itu
mudah disusun dalam pola yang sudah baku dan mudah dipahami oleh khalayak.
5W+1H adalah 6 unsur dasar yang harus terdapat dalam berita, yakni unsur apa
(what), siapa (who), kapan (when),
dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).
·
What (apa yg terjadi). Peristiwa apa yang akan dilaporkan
kepada khalayak. Tema apa yang akan diangkat dalam berita, atau hal apa yang
akan dibahas dalam berita tersebut.
·
Who (siapa yg melakukan). Siapa yang menjadi pelaku dalam
peristiwa berita itu. Unsur WHO selalu menarik perhatian pembaca, apalagi
manusia yang menjadi objek berita itu adalah seorang yang aktif di bidangnya. Unsur
WHO ini harus dijelaskan dengan
menunjukkan cirri-cirinya seperti nama, umur, pekerjaan, alamat serta atribut
lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan) pangkat/jabatan.
·
Where (di mana kejadiannya). Kapan peristiwa itu terjadi,
seperti tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit.
·
Why (mengapa terjadi). Mengapa peristiwa itu sampai terjadi
·
How (bagaimana proses kejadiannya). Bagaimana jalannya atau
proses peristiwa tersebut atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut.
Semua unsur diatas sangat perlu di perhatikan dalam menulis
sebuah berita. Dengan demikian memudahkan untuk menulis berita dan keenam rumus
tersebut dinyatakan dalam kalimat yang ringkas, jelas dan menarik.
2.
Piramida Terbalik ( Inverted Pyramid )
bagaimana
jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut. Piramida Terbalik adalah sebuah struktur
penulisan atau bentuk penyajian sebuah tulisan yang umum dilakukan seorang
wartawan. Kenapa harus menggunakan metode Piramida Terbalik, tentu maksudnya
adalah agar pembacara dapat segera mengetahui inti dari berita yang ingin
diketahuinya. Apalagi disaat seperti sekarang yang serba cepat. Berita online
misalkan, sebaiknya dalam menyampaikan berita langsung ke pokok beritanya.
Informasi- informasi penting (inti) disajikan di awal paragraf, selanjutnya informasi pendukung mengikuti paragraf berikutnya.
Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya
menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan
sejak alinea-alinea awal. Bagi wartawan maupun redaktur, akan memudahkan dalam
penulisan dan editing berita, karena mereka lebih fokus pada pokok pikiran
berita yang mereka tuliskan. Sedangkan redaktur pun akan sangat mudah dalam
menyunting ataupun memotong berita, tinggal menghapus paragraf-paragraf akhir
yang dianggap tidak terlalu penting. Sedangkan bagi media dengan penulisan
Piramida Terbalik ini, akan menghemat space halaman. Dimulai dari hal-hal yang
paling penting. Makin ke bawah semakin kurang penting (bukan berarti tidak
penting).
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada
pembaca untuk langsung ke inti berita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berita ialah laporan terkini tentang
fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan
melalui media massa.Waktu sangat berarti atau sangat diperlukan dalam proses
penyebaran atau penyampaian berita.Selain waktu Kejadian atau peristiwa yang
menarik juga sangat berita untuk menarik perhatian khalayak ramai untuk
mengetahui tentang berita tersebut.Dan terakhir laporan maksudnya disini
bagaimana cara penyampain atau menampilkan berita tersebut kepada khalayk ramai
untuk menarik ketertarikan khalayak pada berita tersebut.
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis
berita menurut penyajiannya, yaitu:
1.
Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan
kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa
mengandung pendapat-pendapat penulis berita
2.
Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang
menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka,
lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
3.
Feature (berita kisah), yakni
berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan pelacak
latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh
perasaan.
4.
Reportase, yakni Jenis laporan
ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan), serta
mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumadiria, AS
Haris. 2011. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan feature Panduan
Praktis Jurnalis Prodesional. Cetakan ke-4. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media
Komentar
Posting Komentar