Defenisi, Urgensi dan Posisi Jurnalisme Dakwah Dalam Kajian Ilmu Komunikasi Dan Penyiaran Islam
DEFENISI
JURNALISME DAKWAH
Jurnalistik dalam bahasa latin yaitu journal
(catatan), secara terminologi jurnalistik adalah seni atau keterampilan
mencari, mengolah, menyimpan, mengedit, dan menyebarkan luaskan kepada khalayak
melalui media dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hati nurani manusia.
Adapujn pengertian lain, jurnalistik merupakan sebagai suatu kejuruan dan
kepandaian dan juga salah satu obyek di samping obyek-obyek lain dalam ilmu
publistik, yang mempelajari seluk beluk penyiaran berita-berita sebagai media
komunikasi massa.
Sedangkan perkataan dakwah berasal dari bahasa Arab yang
artinya ajakan, seruan, panggilan, undangan. Pengertian Ilmu Dakwah secara umum
ialah suatu pengetahuan yang mengajarkan seni dan tehnik menarik perhatian
orang gua mengikuti suatu ideologi dan pekerjaan tertentu. Atau dengan kata
lain ilmu yang mengajarkan cara-cara mempengaruhi alam fikiran manusia. Dakwah
berusaha menyeberangkan alam fikiran manusia kepada suatu ideologi tertentu.
Jurnalisme Dakwah bisa
dimaknai sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai
peristiwa dengan muatan nilai-nilai Islam, serta berbagai pandangan dengan
perspektif ajaran Islam kepada khalayak. Jurnalisme Dakwah dapat pula dimaknai
sebagai proses pemberitaan atau pelaporan tentang berbagai hal yang sarat
dengan muatan dan sosialisasi nilai-nilai Islam dengan mengedepankan dakwah
Islamiyah.”
Jurnalistik Islami adalah
Jurnalisme dakwah, maka setiap jurnalis muslim, yakni wartawan dan penulis yang
beragam Islam berkewajiban menjadikan Islam sebagai ideologi dalam profesinya,
baik yang bekerja pada media massa umum maupun media massa Islam (Muis, 2001;
Amir,1999). Di sisi lain dakwah merupakan kewajiban yang melekat pada diri
setiap muslim.
Romli (2003)
mendefinisikan Jurnalisme dakwah adalah proses pemberitaan atau pelaporan
tentang berbagai hal yang sarat dengan muatan nilai-nilai Islam. Suf Kasman
(2004) memberi definisi yang lebih lengkap untuk Jurnalisme Dakwah, yaitu
proses meliput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan
nilai-nilai Islam dengan mematuhi kaidah-kaidah jurnalistik dan norma-norma
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Pendapat ini sejalan
dengan Malik (1984) yang mendefinisikan Jurnalisme Dakwah sebagai proses
meliput, mengolah, dan menyebarkan berbagai peristiwa yang menyangkut umat
Islam dan ajaran Islam kepada khalayak, crusade journalism yang memperjuangkan
nilai-nilai tertentu, yakni nilai-nilai Islam.Jurnalisme dakwah adalah jurnalis
yang bergerak dibidang informasi dan teknonologi dalam kegiatan penerbitan
tulisan yang mengabdikan diri kepada nilai agama Islam.
Wartawan merupakan sosok
juru dakwah di bidang pers yakni mengembangkan dakwah bil qolam. Ia menjadi
kholifah Allah di dunia media massa dengan memperjuangkan tegaknya nilai-nilai
norma, etika dan syariat islam. Di kalangan masyarakat, pers dibidang
jurnalistik dakwah memang belum populer. Media-media yang muncul di era
informasi ini lebih tertarik dengan bidang politik dan hiburan yang berorientasi pada
komersial. Para jurnalis muda terutama yang bekerja di televisi swasta lebih
suka dengan bidang jurnalistik infotaiment ketimbang jurnalistik dakwah. Namun
dalam tiga tahun terakhir ini muncul beberapa penerbitan seperti tabloid,
majalah dan buletin yang bernuansa islami. Sehingga para wartawan atau penulis
yang bergabung dengan media-media tersebut harus menekuni bidang jurnalistik
dakwah. Seorang yang memilih profesi di bidang jurnalistik dakwah harus
memahami agama Islam. Paling tidak ia harus memiliki buku-buku referensi
tentang Islam. Para wartawan yang disebut juga sebagai penyambung lidah
masyarakat dituntut untuk memiliki sifat-sifat kenabian yakni shidiq, amanah,
tabligh,fathonah. Setidaknya ada lima peran media dakwah, baik di lingkungan
kampus maupun non kampus atau keduanya
POSISI JURNALISME DAKWAH DALAM
KAJIAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
Dalam kajian ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam dibagi
menjadi tiga rana yang dimana Jmata
kuliah urnalisme dakwah ini merangkul ke
tiga rana iniyaitu :
1.
1. Khitabah (Kepenulisan)
Jurnalisme Dakwah masuk dalam rana Khitabah yaitu
kepenulisan , mengapa demikian? Karena Jurnalisme dakwah mengajarkan kita
bagaimana menjadi seorang penulis, baik itu berupa opini, berita, feature,
cerpen maupun karya tulis lainnya. Dalam rana khitobah ini kita di ajari
bagaimana etika dalam menulis dan teknik menulis berita, bukan hanya itu , kita
diajarakan bagaimana mendapatkan data yang valid dan akurat dengan menanamkan
prinsip utama seorang jurnalis yaitu sebagai penyalur aspirasi masyarakat.
2.
2. Khitobah (Public
Speaking)
Jurnalisme Dakwah juga masuk
kedalam rana khitobah , mengapa? Karena dalam mata kuliah ini,calon jurnalis
muda diajarkan teknik wawncara yang efektif dan efesien untuk menguras
informasi dari narasumber, disisi lain mengajarkan kita bagaimana tampil di muka
umum dan bagaimana cara menyampaikan informasi atau dakwah. Dalam penyampaian
pesan dakwah secara lisan yaitu ceramah atau syiar islam, seseorang diajarkan
bagaimana mengkondisikan objek mad’u dengan materi dakwah yang akan dibawakan.
3.
3. I’lam (Perfileman)
Bukan hanya teknik penulisan berita aaupun teknik
wawancara yang diajarkan dalam mata kuliah ini, dalam jurnalisme dakwah kita
diajarkan bagaimana cara pengambilan gambar visual, dan editing video maupun
editing poster dengan menggunakan beberapa aplikasi.
Mata
kuliah Jurnalisme Dakwah ini merangkul ke tiga rana kajian KPI ini , hal ini
disebabkan karena dalam masa pembelajaran Jurnalisme dakwah , mahasiswa di
ajarkan berbagai macam teknik , baik itu penulisan , wawancara, peliputan
maupun editing video.
URGENSI DAKWAH DALAM PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN MASA DEPAN
Pertama, sebagai pendidik (mu’ddib), yaitu
melaksanakan fungsi edukasi islami. Ini meniscayakannya untuk menguasai ajaran
Islam lebih komprehensif. Jika tidak, maka yang ada hanyalah penyesatan. Lewat
media massalah, ia mendidik umat Islam agar melaksanakan perintah Allah Swt.
dan menjauhi larangan-Nya.
Kedua, sebagai pelurus informasi (musaddid).
Setidaknya ada tiga hal yang haruas diluruskan oleh para jurnalis Muslim. a)
informasi tentang ajaran dan umat Islam. (b) informasi tentang karya-karya atau
prestasi umat Islam. (c) lebih dari itu, jurnalis Muslim dituntut mampu
menggalu kondisi umat Islam di berbagai penjuru dunia. Ini sangat urgen. Sebab,
informasi tentang Islam yang datang dari Barat biasanya cenderung menyimpang.
Ketiga, sebagai pembaharu (mujaddid). Yakni penyebar
paham pembaharuan akan pemahaman da pengalaman ajaran Islam. Jurnalis Muslim
hendaknya menjadi juru bicara para pembaru yang menyerukan umat Islam untuk
memegang terug al-Qur’an dan Sunnah, memurnikan pemahaman tentang Islam dan
pengalamannya (membersihkan dari bid’ah, khurafat, tahayul, dan isme-isme asing
non-islami), dan menerapkannya dalam segala aspek kehidupan umat.
Keempat, sebagai pemersatu (muwahid), yaitu harus
mampu menjadi jembatan pemersatu yang memersatukan umat Islam. Oleh karena itu,
kode etika jurnalistik yang berupa imapriality (tidak memihak) pada
golongan tertentu meyajikan dua sisi dari setiap informasi (both side
information) harus ditegakkan.
Kelima, sebagai pejuang (mujahid), yaitu membela
Islam melalui media massa. Jurnalis Muslim berusaha keras membentuk pendapat
umum yang mampu mendorong penegakkan nilai-nilai Islam, menyemarakkan syiar
Islam, mempromosikan citra Islam yang positif fan rahmatan lil’aalamiin
di kalangan umat.
MATERI APA SAJAKAH YANG DIPELAJARI DALAM JURNALISME DAKWAH
1. Menganilis Berita
2. Teknik Penulisan Opini
3. Teknik Pengiriman Opini
4. Teknik Penulisan Berita
5. Teknik Pengiriman berita
6. Teknik Wawancara
7. Jurnalisme Dakwah
8. Etika Jurnalis
9. Jurnalisme Dakwah Audio
10. Jurnalisme Dakwah Visual
11. Aplikasi Dakwah Audio/Visual
12. Vidgram dakwah
13. Teknis Penulisan Cerpen
ADAPUN KARYA-KARYA JURNALIS YANG SUDAH DI PUBLIKASIKAN
Cerpen: Dunia Selasar MasjidSurat Cinta Untuk Ayah
Opini- Media Indonesia
Opini - Proyek E-KtpKerja Maksimal Perketat Pengawasan
Opini Fakta Plagiarisme di Indonesia dan Solusi Pemberantasannya
Opini Opini - Lari Maraton Butuh Dedikasi Dan Konsistensi
OpiniOpini-Plagiarisme di Indonesia
Opini Anak Lambat Berbicara
OpiniWaktunya Generasi Milenia Melawan Plagiarisme
Opini validasi Simcard Solusi Jaga National Single Identity
OpiniBoikot Produk Israel
Dakwah Audio Visual Ikhlash Ketika Menemukan Jalan Menuju Surga
Berita Masjid Pribumi dan Non-Pribumi Pribumi dan Non-Pribumi
Berita Masjid Contoh Berita Liputan Masjid Aslikha: Lingkungan Asri Masjid Asy-Syifa Bantu Tingkatkan Kecerdasan Anak
Berita Masjid Tingkatkan Kenyamanan Belajar-Mengajar, TPA Asy-Syifa Tambah Fasilitas
ADAPUN KARYA-KARYA JURNALIS YANG SUDAH DI PUBLIKASIKAN
Cerpen: Dunia Selasar MasjidSurat Cinta Untuk Ayah
Opini- Media Indonesia
Opini - Proyek E-KtpKerja Maksimal Perketat Pengawasan
Opini Fakta Plagiarisme di Indonesia dan Solusi Pemberantasannya
Opini Opini - Lari Maraton Butuh Dedikasi Dan Konsistensi
OpiniOpini-Plagiarisme di Indonesia
Opini Anak Lambat Berbicara
OpiniWaktunya Generasi Milenia Melawan Plagiarisme
Opini validasi Simcard Solusi Jaga National Single Identity
OpiniBoikot Produk Israel
Dakwah Audio Visual Ikhlash Ketika Menemukan Jalan Menuju Surga
Berita Masjid Pribumi dan Non-Pribumi Pribumi dan Non-Pribumi
Berita Masjid Contoh Berita Liputan Masjid Aslikha: Lingkungan Asri Masjid Asy-Syifa Bantu Tingkatkan Kecerdasan Anak
Berita Masjid Tingkatkan Kenyamanan Belajar-Mengajar, TPA Asy-Syifa Tambah Fasilitas
Komentar
Posting Komentar