Pribumi dan Non-Pribumi
Husni Hamran : “ Cermat dalam mengkaji istilah pribumi “
Foto by NCInining
Dakwahpos,Bandung-
Istilah "Pribumi" yang disampaikan Anies
pada pidato politik pertamanya di Balai Kota , Senin 16 Oktober 2017 menuai pro
kontra , bahkan berbuntut pada pelaporan Anies ke Bareskrim Polri dengan
tuduhan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis. Pidato yang disampaikan
anies merupakan bentuk keprihatinan atau gambaran atas kejadian masalalu Indonesia pada masa
kolonial .
Pada kasus ini menurut
Mahfud bukanlah suatu permasalah , dimana ras dan etnis tidak memiliki
keterkaitan dengan polemik istilah pribumi seperti apa yang terdapat Pada UU
nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan terhadap segala bentuk diskriminasi ras
dan etnis.
“Orang yang sentiment seperti
itu cenderung mencari letak kesalahan lawan politiknya , dalam bahasa sunda
namanya Keceletot (mencari kesalahan) , Jadi mereka tidak mengamati teks pidato
terlebih dahulu ,padahal maksud kata anies
itu kita jangan sampai kayak jaman lalu , pribumi itu dijajah oleh belanda” ,
ujar Husni Hamran penasihat DKM Asy-Syifa pada Dakwahpos, Senin ( 23 Oktober
2017)
Istilah "pribumi" bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan keadaan yang sesungguhnya dan betapa pentingnya
untuk bangkit dari ketertinggalan, selain itu istilah pribumi ini merupakan
sebuah tuntutan terhadap pemerintah agar memperhatikan mereka yang memiliki
saham paling besar terhadap kemerdekaan negeri ini. Dulu itu pribumi asli bukan keturunan pendatang luar Indonesia
,Sekarang bukan lagi karena kita berada di jaman revormasi, ujar Husni Hamran pada
Dakwahpos, Senin (23 Oktober 2017)
Menurut Wikipedia Pribumi merupakan penduduk
asli yang mendiami suatu daerah yang kemudian menetap pada suatu daerah . Istilah
Pribumi ini bahkan pernah diucapkan oleh pejabat negeri ini termasuk megawati
dan Jokowi , yang kemudian menjadi sebuah kontoversi ketika kata itu keluar
dari mulut Anies pada pidato perdananya.
Seseorang harus cerdas
dalam menganalisis suatu naskah pidato. Pada naskah pidato Anies tertulis
"Rakyat pibumi ditindas dan dikalahkan" dan seterusnya. Namun , yang
diucapkan Anies yaitu "dulu kita semua adalah pribumi ditindas dan
dikalahkan ". Menurut anies , berakhirnya penjajahan yang pernah terjadi
di Jakarta selama ratusan tahun harus dijadikan momentum bagi pribumi dalam
melakukan pembangunan dan menjadi tuan rumah yang baik.
dalam hal ini semua orang
harus menghormati proses hukum yang berjalan tanpa ada pihak-pihak yang berhak
memaksakan, apalagi bertindak anarkis dan sengaja mengambil keuntungan secara
politis. Jusuf Kalla mengatakan bahwa pidato anies itu berisi dongeng masalalu
, jangan mengambil kata pribuminya saja , Ungkap Husni hamran pada Dakwahpos ,
Senin (23 Oktober 2017)
Jika kita cermat dan
jernih dalam mendengar maupun membaca naskah pidato, maka wajar jika semangat
persatuan dan penyatuan sangat menonjol dalam naskah pidato yang rutin
disampaikan setelah kemenangan pada kompetisi yang tajam. Menyatukan memang
bukanlah pekerjaan yang mudah . Namun persatuan akan tercipta dengan sendirinya
dengan menghadirkan prestasi . Disamping itu sebagai pemimpin hendaknya memilih
tema yang lebih relevan/signifikan dan lebih berhati hati dalam menyampaikan
pidato didepan publik agar tidak terjadi kesalahpahaman , terutama pihak yang
bersebrangan dengan Anies Baswedan.
(Reporter : Nining Nur Amanah / KPI 3 C)
Repost From dakwahpos.comHusni Hamran : Cermat dalam mengkaji istilah pribumi
Komentar
Posting Komentar